Dosen:
I Putu Agus Eka Pratama, ST. MT.
Universitas Udayana
Fakultas Teknik
Teknologi Informasi
Network Centric Principles (TIJ036308)
Nama : Dw Gde Eka Krisna Adinatha
NIM : 1519551016
I Putu Agus Eka Pratama, ST. MT.
Universitas Udayana
Fakultas Teknik
Teknologi Informasi
Network Centric Principles (TIJ036308)
Nama : Dw Gde Eka Krisna Adinatha
NIM : 1519551016
Software
Defined Networking (SDN)
Software Defined
networking (SDN) merupakan sebuah konsep pendekatan jaringan komputer dimana
sistem pengkontrol dari arus data dipisahkan dari perankat kerasnya yaitu
sistem pembuat keputusan kemana arus data dikirimkan dibuat menyatu dengan
perangkat kerasnya. Konfigurasi SDN dapat menciptakan jaringan dimana perankat
keras pengontrol lalu lintas data secara fisik dipisahkan dari perangkat keras
data forwarding plane. SDN memerlukan beberapa metode agar control plane untuk
berkomunikasi dengan pesawat data.
Salah satu mekanisme tersebut adalah OpenFlow
yang sering disalahpahami setara dengan SDN. The Open Networking Yayasan
didirikan untuk mempromosikan SDN dan OpenFlow dan mempromosikan istilah cloud
computing sehingga menjadi populer.SDN merupakan salah satu tahap evolusi
"programmable and active networking". Salah satu pengaplikasian SDN
adalah infrastructure as a service (IaaS). Jaringan virtual SDN dikombinasikan
dengan virtual machine (VM) dan virtual storage dapat menirukan pengalokasian
sumber daya pusat data yang dinamis. SDN memungkinkan network administrators
untuk memprogram pusat kontrol jaringan melalui sebuah controller tampa akses
fisik ke switches.
1. Virtualisasi
Dalam ilmu komputer,
virtualisasi (bahasa Inggris: virtualization) adalah istilah umum yang mengacu
kepada abstraksi dari sumber daya komputer. Definisi lainnya adalah
"sebuah teknik untuk menyembunyikan karakteristik fisik dari sumber daya
komputer dari bagaimana cara sistem lain, aplikasi atau pengguna berinteraksi
dengan sumber daya tersebut. Hal ini termasuk membuat sebuah sumber daya
tunggal (seperti server, sebuah sistem operasi, sebuah aplikasi, atau peralatan
penyimpanan terlihat berfungsi sebagai beberapa sumber daya logikal; atau dapat
juga termasuk definisi untuk membuat beberapa sumber daya fisik (seperti
beberapa peralatan penyimpanan atau server) terlihat sebagai satu sumber daya
logikal."
Istilah virtualisasi
sudah digunakan secara luas sejak 1960-an, dan telah diaplikasikan kepada
beberapa aspek komputer—dari keseluruhan sistem komputer sampai sebuah
kemampuan atau komponen individu. Secara umum semua teknologi virtualisasi
mengacu kepada "menyembunyikan detail teknis" melalui enkapsulasi.
Secara
umum fungsi virtualisasi data center adalah sebagai berikut.
1. Pengurangan
Biaya Investasi Hardware. Investasi hardware dapat ditekan lebih rendah karena
virtualisasi hanya mendayagunakan kapasitas yang sudah ada. Tak perlu ada
penambahan perangkat komputer, server dan pheriperal secara fisik. Kalaupun ada
penambahan kapasitas harddisk dan memori, itu lebih ditujukan untuk mendukung
stabilitas kerja komputer induk, yang jika dihitung secara finansial, masih
jauh lebih hemat dibandingkan investasi hardware baru.
2. Kemudahan
Backup & Recovery. Server-server yang dijalankan didalam sebuah mesin
virtual dapat disimpan dalam 1 buah image yang berisi seluruh konfigurasi
sistem. Jika satu saat server tersebut crash, kita tidak perlu melakukan instalasi
dan konfigurasi ulang. Cukup mengambil salinan image yang sudah disimpan,
merestore data hasil backup terakhir dan server berjalan seperti sedia kala.
Hemat waktu, tenaga dan sumber daya.
3. Kemudahan
Deployment. Server virtual dapat dikloning sebanyak mungkin dan dapat
dijalankan pada mesin lain dengan mengubah sedikit konfigurasi. Mengurangi
beban kerja para staff IT dan mempercepat proses implementasi suatu system
4. Mengurangi
Panas. Berkurangnya jumlah perangkat otomatis mengurangi panasnya ruang
server/data center. Ini akan berimbas pada pengurangan biaya pendinginan/AC dan
pada akhirnya mengurangi biaya penggunaan listrik
5. Mengurangi
Biaya Space. Semakin sedikit jumlah server berarti semakin sedikit pula ruang
untuk menyimpan perangkat. Jika server ditempatkan pada suatu co-location
server/data center, ini akan berimbas pada pengurangan biaya sewa
6. Kemudahan
Maintenance & Pengelolaan. Jumlah server yang lebih sedikit otomatis akan
mengurangi waktu dan biaya untuk mengelola. Jumlah server yang lebih sedikit
juga berarti lebih sedikit jumlah server yang harus ditangani
7. Standarisasi
Hardware. Virtualisasi melakukan emulasi dan enkapsulasi hardware sehingga
proses pengenalan dan pemindahan suatu spesifikasi hardware tertentu tidak
menjadi masalah. Sistem tidak perlu melakukan deteksi ulang hardware
sebagaimana instalasi pada sistem/komputer fisik
8. Kemudahan
Replacement. Proses penggantian dan upgrade spesifikasi server lebih mudah
dilakukan. Jika server induk sudah overload dan spesifikasinya tidak mencukupi
lagi, kita bisa dengan mudah melakukan upgrade spesifikasi atau memindahkan
virtual machine ke server lain yang lebih powerful.
B.
Hypervisor
Virtualisasi diperlukan
sebuah system tambahan yaitu bernama Hypervisor. Hypervisor tersebut merupakan
menambahkan satu bagian (layer) perangkat lunak (software) dalam membangun
sebuah virtualisasi. Hypervisor berfungsi sebagai Virtual Machine Manager (VMM)
yang merupakan suatu bagian yang melakukan abstraksi dari perangkat keras fisik
menjadi perangkat keras virtual dalam rangka mendistribusikan beban kerja dari
semua mesin virtual (VM) ke masing-masing perangkat keras secara proporsional.
Proses virtualisasi
yang dilakukan pada prosesor x86 yang dimana awalnya proses ini dianggap sangat
sulit karena memiliki arsitektur seperti pada gambar tersebut. Prosesor x86
membagi tingkatan akses menjadi 4 tingkat yang dinamai Ring 0, 1, 2,
dan 3. Ring 0 adalah satu-satunya tingkatan yang memungkinkan
dijalankannya perintah-perintah untuk mengakses memori atau perangkat keras
lainnya secara langsung.
Ring yang lain tidak
dapat menjalankan perintah-perintah untuk mengakses memori dan perangkat keras
secara langsung. Software yang dijalankan pada Ring 1, 2, dan 3 dibatasi
aksesnya ke hardware untuk alasan keamanan sistem yang ketat. Akses hardware
dari Ring selain Ring 0 akan diseleksi terlebih dahulu dan apabila diijinkan
akan didelegasikan melalui Ring 0 dengan mendapatkan pengawalan yang sangat
ketat. Idealnya virtualisasi dapat dilakukan dengan mudah dengan cara
menempatkan hypervisor pada Ring 0 dan OS minimal di Ring 1. Akan tetapi OS
perlu mengakses memori dan perangkat keras lainnya secara langsung. Dalam
kondisi biasa OS menempati Ring 0 dan tidak ada masalah.
Bila OS harus digeser
ke Ring 1 maka timbul masalah akses. Sehingga tantangan terbesar virtualisasi
dalam keluarga komputer yang berarsitektur x86 adalah bagaimana membuat sebuah
hypervisor yang dapat dijalankan di Ring 0 akan tetapi tidak menghalangi akses
dari OS yang digeser dari Ring 0 ke Ring 1.
[1] I Putu
Agus Eka Pratama. "PPT Network Centric
Principles Pertemuan5". 2018.
0 komentar:
Posting Komentar